Rabu, 25 November 2015

Artikel Pemuda Harapan Bangsa

PEMUDA HARAPAN BANGSA

Generasi muda menjadi pelopor persatuan nasional dalam simbol tanah air, kebangsaan, dan bahasa persatuan melalui Sumpah Pemuda. Sejarah bangsa ini selalu diwarnai oleh pemuda sebagai komponen utama. Pemuda memiliki semangat tinggi untuk melakukan perubahan. Energi positif itu terpancar ketika mereka melihat suatu kejanggalan pada bumi pertiwi. Pola pikir dan daya analisis yang tinggi terhadap masalah bangsa membuat mereka merasa terpanggil untuk melakukan percepatan perbaikan tanah air menuju ke arah yang lebih baik. Lalu, melihat realita sosial saat ini, apa yang bisa mereka lakukan?. Persaingan global yang semakin panas ditambah pesatnya perkembangan dunia teknologi membuat ekonomi kita semakin jauh tertinggal. Tayangan televisi yang tidak mendidik justru semakin marak disiarkan. Banyak generasi muda kita yang terjerumus ke dalam lembah kebodohan hanya karena tidak mampu memilah tayangan yang pantas ditonton.
Melihat kenyataan yang terjadi saat ini, maka dibutuhkan sosok pemuda yang dapat melakukan akselerasi perbaikan bangsa. Akselerasi tersebut dapat terwujud melalui tindakan nyata dan peran yang dapat mereka berikan. Lalu, peran seperti apakah yang dapat membawa kita menuju ke gerbang kesejahteraan ?. Tidak adanya ekonom brilian yang bergerak bersama di negeri ini untuk dapat memahami, mencerna dan menemukan jalan keluar bagi krisis ekonomi merupakan salah satu penyebab kemunduran bumi pertiwi. Begitu juga dimensi-dimensi lain dimana masing-masing pribadi bergerak sendiri untuk memenuhi kebutuhan dan keuntungan pribadi. Mereka memang manusia-manusia brilian dan jenius tetapi seperti lidi yang berserakan, tidak terorganisasi menjadi kekuatan bangsa di bawah sebuah kepemimpinan yang solid. Kepemimpinan yang kuat dan baik tidaklah menjamin semua kesulitan kita selesai, tapi kepemimpinan yang kuat dan baik memastikan bahwa semua solusi strategis dan teknis yang kita rumuskan dapat bekerja secara benar dan efektif. Tapi, itu pulalah yang menjadi kunci masalah dimana semua berakar dari sana : krisis akhlak dan kepemimpinan.
Jika kita menyusuri sejarah bangsa ini, kita akan bertemu generasi 1900-an yang mempelopori kebangkitan nasional dengan terbentuknya Boedi Oetomo sebagai organisasi yang boleh dikatakan sebagai titik awal terbentuknya organisasi yang bersifat nasional. Dilanjutkan dengan perjuangan generasi 1928 yang berhasil mempelopori persatuan nasional melalui Sumpah Pemuda. Lalu, kita akan bertemu dengan generasi 1945 yang mempelopori perjuangan kemerdekaan dan generasi 1966 yang berhasil mengakhiri rezim Orde Lama. Semua angkatan itu silih berganti sampai datang angkatan 1998 yang mampu menumbangkan rezim Orde Baru. rangkaian sejarah ini membuktikan bahwa peran pemuda sangat dinantikan untuk percepatan perbaikan bangsa. Mereka bersatu dengan meluruskan akhlak dan niat untuk menuju perbaikan Indonesia. Mereka bergerak di bawah kepemimpinan yang jelas dan terarah. Mereka bersatu padu seperti seikat sapu lidi yang mampu membersihkan sampah-sampah yang berserakan.
Indonesia membutuhkan peran kita saat ini. Kita sebagai mahasiswa misalnya, menjadi profesional di bidang kita adalah salah satu cara yang paling efektif. Berkumpul bersama dengan pemuda lain yang memiliki visi searah lalu kita membentuk sebuah gerakan nonanarkis yang tersusun secara rapih. Lalu kita berusaha menuju ke sektor-sektor penting yang menjadi pusat pengambil keputusan atau sektor yang menguasai hayat hidup bangsa ini. Kita bergerak bersama dengan tujuan untuk memperbaiki bangsa ini. Kita bergerak dibawah arahan yang jelas. Karena itu kita butuh pemimpin yang mampu menjalankan fungsi pembangkit kekompakan agar pergerakan kita tidak mengalami perpecahan intern. Selain itu, kita butuh integritas akhlak dan kepribadian. Sikap-sikap ini dapat dilatih dengan cara aktif di organisasi seputar kampus atau lingkungan masyarakat. Banyak ilmu yang dapat ditimba di sana. Pendewasaan pikiran, peningkatan daya analisis, dan kemampuan untuk bekerja dalam tim dapat kita peroleh. Semakin strategis jabatan dalam organisasi maka semakin banyak hal yang dapat diperoleh untuk pengembangan diri dan wawasan.
Pemuda adalah harapan bangsa. Kelak mereka yang akan menahkodai bangsa ini. Semua tergantung dari seberapa besar pengorbanan yang akan mereka persembahkan. Kita hanya bisa berharap semoga mereka mampu memaksimalkan kinerja mereka masing-masing untuk memajukan bangsa ini.

Selasa, 24 November 2015

PEMUDA DAN INDENTITASNYA

MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR
"MEMAHAMI DAN MENGHAYATI  MASALAH-MASALAH PEMUDA DAN IDENTITASNYA"



NAMA :  GOLFANI ADZANI PRAMUDITA

NPM    :  14614606



KELAS: 2SA06
FAKULTAS SASTRA JURUSAN SASTRA INGGRIS
MATA KULIAH :  ILMU SOSIAL DASAR
DOSEN: IBU. DIAN SRI MULYANI, SIKOM.






                                                        

 

KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga saya berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “ILMU SOSIAL DASAR (Memahami dan Menghayati Masalah-Masalah pemuda dan Identitasnya)”

Makalah ini berisikan tetang pemahaman dan penghayatan masalah-masalah kepemudaan, serta identitas-identitasnya sebagai pemuda yang sedang belajar di Perguruan Tinggi.

Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Ilmu Sosial Dasar (Memahami dan Menghayati Masalah-Masalah pemuda dan Identitasnya ).

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Depok, 23 November 2015

 

DAFTAR ISI                                                                                                   HALAMAN

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….....................1

DAFTAR ISI………………………………………………………………………......................2

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….….................3

  1. Latar Belakang……………………………………………………..………...................3
  2. Tujuan………………………………………………………………………......................3

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………….................4
1.PEMUDA DAN IDENTITAS……………………………………………..…............4

A.    A.Pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda …………..4

B.     Pengertian Pokok Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda…..…..4

C.     Masalah-masalah Generasi Muda………………………………………….......5

D.    Potensi-potensi Generasi Muda……………………………………..…….........5

A
BAB  III PENUTUP…………………………………………………………………....................6

  1. Kesimpulan.…………….……………………………………….…………......................6

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..……...................6



 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang

Masalah Pemuda adalah masalah abadi yang akan terus ada karena masalah pemuda merupakan akibat proses pendewasaan dan perubahan seseorang untuk lebih memahami dan mengenal akan karakter individu masing-masing.Dengan hal tersebut tentu akan mempengaruhi cara atau proses seseorang dalam bersosialisasi dengan berbagi pihak dalam jangka waktu pendek maupun dalam waktu panjang.Dan dalam hal sosialisasi pemuda ikut mempengaruhi proses interaksi  karena peran pemuda sebagai tumpuan penerus bangsa yang tidak selaras dapat mengakibatkan ketidaksinambungan yang cukup signifikan bagi lingkungan dan kehidupan bermasyarakat.Pemuda adalah golongan manusia manusia muda yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan dan mengisi pembangunan yang kini telah berlangsung, pemuda di Indonesia dewasa ini sangat beraneka ragam, terutama bila dikaitkan dengan kesempatan pendidikan. Keragaman tersebut pada dasarnya tidak mengakibatkan perbedaan dalam pembinaan dan pengembangan generasi muda.Proses kehidupan yang dialami oleh para pemuda Indonesia tiap hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat membawa pengauh yang besar pula dalam membina sikap untuk dapat hidup di masyarakat. Proses demikian itu bisa disebut dengan istilah sosialisasi, proses sosialisasi itu berlangsung sejak anak ada di dunia dan terus akan berproses hingga mencapai titik kulminasi.Jadi jelaslah sekarang keragaman pemuda Indonesia dilihat dari kesempatan pendidikannya serta dihubungkan dengan keragaman penduduk dalam suatu wilayah, maka proses sosialisasi yang dialami oleh para pemuda sangat rumit. Sehubungan dengan perkembangan individu pemuda itu sendiri dan dalam rangka melepaskan diri dari ketergantungan pada orang tua, maka pengalaman-pengalaman yang dialaminya itu kadang  membingungkan dirinya sendiri.





1.2  Tujuan

Maksud dan tujuan pembahasan Pemuda dan Sosialisasi ini adalah untuk memahami suatu proses yang terjadi pada diri pemuda yang dapat mempengaruhi perkembangan sosialisasi yang apabila terjadi hal-hal yang menyimpan dalam sikap pemuda akan sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat dan interaksi sosial yang berjalan selaras menjadi tidak efektif.






BAB II
PEMBAHASAN
 1.PEMUDA DAN IDENTITAS

A.  POLA DASAR PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN GENERASI MUDA

Pola dasar pembinaan dan pembangunan generasi muda ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam Keputusan Menteri Pendidkan dan Kebudayaan nomor : 0323/U/1978 tanggal 28 oktober 1978. Tujuannya agar semua pihak yang turut serta dan berkepentingan dalam poenanganannya benar-benar menggunakannya sebagai pedoman sehingga pelaksanaanya dapat terarah, menyeluruh dan terpadu serta dapat mencapai sasaran dan tujuan yang dimaiksud.

Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda disusun berlandaskan:

  • Landasan Idiil : Pancasila
  • Landasan Konstitusional : Undang-undang dasar 1945
  • Landasan Strategi : Garis-garis Besar Haluan Negara
  • Landasan Histories : Sumpah Pemuda dan Proklamasi
  • Landasan Normatif : Tata nilai ditengah masyarakat.

Arah pembinaan dan pengembangan generasi muda ditunjukan pada pembangunan yang memiliki keselarasn dan keutuhan antara ketiga sumbu orientasi hidupnya yakni.

  • Orientasi ke atas kepada Tuhan Yang Masa Esa.
  • Orientasi dalam dirinya sendiri.
  • Orientasi ke luar hidup di lingkungan.

Dalam hal ini, pembinaan dan pengembangan generasi muda menyangkut dua pengertian pokok, yaitu:

  • Generasi muda sebagai subjek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang telah memiliki bekal dan kemampuan serta landasan untuk mandiri dan ketrlibatannya pun secara fungsional bersama potensi lainnya guna menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi bangsa.
  • Generasi muda sebagai objek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kea rah pertumbuhan potensi dan kemampuan ketingkat yang optimal dan belum dapat bersikap mandiri yang melibatkan secara fungsional.

B.  MASALAH-MASALAH GENERASI MUDA

  • Kebutuhan Akan Figur Teladan

Remaja jauh lebih mudah terkesan akan nilai-nilai luhur yang berlangsung dari keteladanan orang tua mereka daripada hanya sekedar nasihat-nasihat bagus yang tinggal hanya kata-kata indah.

  • Sikap Apatis

Sikap apatis meruapakan kecenderungan untuk menolak sesuatu dan pada saat yang bersamaan tidak mau melibatkan diri di dalamnya. Sikap apatis ini terwujud di dalam ketidakacuhannya akan apa yang terjadi di masyarakatnya.

  • Kecemasan dan Kurangnya Harga Diri

Kata stess atau frustasi semakin umum dipakai kalangan remaja. Banyak kaum muda yang mencoba mengatasi rasa cemasnya dalam bentuk “pelarian” (memburu kenikmatan lewat minuman keras, obat penenang, seks dan lainnya).

  • Ketidakmampuan untuk Terlibat

Kecenderungan untuk mengintelektualkan segala sesuatu dan pola pikir ekonomis, membuat para remaja sulit melibatkan diri secara emosional maupun efektif dalam hubungan pribadi dan dalam kehidupan di masyarakat. Persahabatan dinilai dengan untung rugi atau malahan dengan uang.

  • Perasaan Tidak Berdaya

Perasaan tidak berdaya ini muncul pertama-tama karena teknologi semakin menguasai gaya hidup dan pola berpikir masyarakat modern. Teknologi mau tidak mau menciptakan masyarakat teknokratis yang memaksa kita untuk pertama-tama berpikir tentang keselamatan diri kita di tengah2 masyarakat. Lebih jauh remaja mencari “jalan pintas”, misalnya menggunakan segala cara untuk tidak belajar tetapi mendapat nilai baik atau ijasah.

  • Pemujaan Akan Pengalaman

Sebagian besar tindakan-tindakan negatif anak muda dengan minumam keras,  obat-obatan dan seks pada mulanya berawal dari hanya mencoba-coba. Lingkungan pergaulan anak muda dewasa ini memberikan pandangan yang keliru tentang pengalaman.

C.  POTENSI-POTENSI GENERASI MUDA

  • Idealisme dan daya kritis
  • Dinamika dan kreativitas
  • Keberanian Mengambil Resiko
  • Opimis dan kegairahan semangat
  • Sifat kemandirian, disiplin, peduli, dan bertanggung jawab
  • Keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan
  • Patriotisme dan Nasionalisme
  • Kemampuan menguasai ilmu dan teknologi

D.  TUJUAN POKOK SOSIALISASI

  • Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat.
  • Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengenbangkankan kemampuannya.
  • Pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
  • Bertingkah laku secara selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan pada masyarakat umum.






BAB III

PENUTUP

kesimpulan

Pemuda dan sosialisasi adalah aspek kehidupan yang saling berkaitan dimana pemuda adalah adalah masa tarnsisi dan secara psikologis sangat problematis , masa ini memungkinkan mereka berada dalm anomi (keadaan tanpa norma atau hukum , akibat kontradiksi norma maupun orientasi mendua.Dalam keadaan demikian , seringkali muncul perilaku menyimpang atau kecendrungan melakukan pelanggaran . kondisi ini juga memungkinkan mereka menjadi sasaran pengaruh media massa. Sedangkan sosialisasi sebagai sebuah proses seumur hidup bagaimana seorang individu mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan norma-norma social yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima oleh masyarakatnya.  Sosialisasi itu sangat penting bagi semua orang kususnya para pemuda.





DAFTAR PUSTAKA
www.google.co.id
www.kaskus.us
http://biebi-habibi.blogspot.com/2010/11/tugas-isd-pemuda-dan-sosialisasi.html
http://bayoscreamo.blogspot.com/2011/10/pengertian-pendidikan-dan-perguruan.html
http://illaphuw.blogspot.com/2010/11/pemuda-dan-sosialisasi.html
http://windaypermatasari.blogspot.com/2011/11/pemuda-dan-sosialisasi.html











 


Rabu, 28 Oktober 2015

Ilmu Sosial Dasar

A. Pengertian Ilmu Sosial Dasar

Ilmu Sosial Dasar adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari/menelaah tentang masalah-masalah sosial di dalam sebuah masyarakat yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang diekembangkan untuk mengkaji masalah manusia .

Maka dari itu pelajaran ilmu sosial dasar diberikan kepada mahasiswa sebagai suatu bahan program studi atau mata kuliah umum. Mata kuliah umum sosial dasar diberikan dalam rangka usaha untuk memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan guna mengkaji gejala-gejala sosial agar daya tanggap, presepsi, dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi lingkungan sosialnya .


B. Latar Belakang Mempelajari Ilmu Sosial Dasar

Ilmu Sosial Dasar merupakan salah satu ilmu sosial yang dipelajari untuk mengatasi atau memecahkan masalah sosial yang ada di lingkungan masyarakat. Pada dasanya, ilmu sosial dasar memberikan gagasan atas masalah atau kejadian yang terjadi pada masyarakat yang dapat kita kaji dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi dalam mayarakat
Ilmu sosial dasar yang dipruntukan untuk mnyelesaikan berbagai masalah pada akhirnya dimuat menjadi kurikulum bagi mahasiswa dalam proses pembelajarannya. Hal ini dikarenakan beberapa faktor yang mendukung di muatnya Ilmu Sosial Dasar dalam proses pembelajaran mahasiswa, antara lain :
1.Banyaknya kritik yang ditunjukkan pada sistem pendidikan di perguruan tinggibahwa sistem pendidikan yang diberikan masih berbau kolonial dan warisan sistem pendidikan pemerintah Belanda. Dalam hal ini pendidikan yang ditujukan pada sistem pendidikan Indonesia hanya diperuntukan agar para mahasiswa menjadi para Ahli yang terampil di bidangnya, bukan terampil dalam bidang ilmu sosial dalam masyarakat.
2.      Sistem pendidikannya masih tidak mengenali dimensi – dimensi lain di luar disiplin keilmuannya.
3.      Sistem pendidikan tinggi yang hanya melihat aspek keterampilah akademik mahasiswanya dinilai kurang melihat perkembangan masyarakat luar karena hannya terfokus kepada bidang mahasiswa masing-masing.

Karena hal tersebut, Banyak tenaga ahli yang Ahli dalam bidang nya, namun wawasan terhadap fenomena yang terjadi dalam masyarakat sangatlah sempit. Padahal sumbangan pemikiran dan adanya komunikasi ilmiah antara disiplin ilmu diperlukan dalam memecahkan berbagai masalah sosial masyarakat yang demikian kompleks. Tidak hanya itu, sistem pendidikan kita menjadi sesuatu yang “elite” bagi masyarakat kita sendiri, kurang akrab dengan lingkungan masyarakat, tidak mengenali dimensi – dimensi lain di luar disiplin keilmuannya. Perguruan tigngi seolah-olah menara gading yang banyak menghasilkan sarjana-sarjana “tukang” tidak mau dan peka terhadap denyut kehidupan, kebutuhan, serta perkembangan masyarakat.
Sedangkan mahsiswa yang seharusnya dihasilkan oleh perguruan tinggi diharapkan mempunyai tiga kemampuan, yaitu personal, akademis dan profesional.

1. Kemampuan personal
Mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan sehingga menunjukkan sikap yang mencerminkan kepribadian Indonesia, mengenal dan memahami nilai agama, masyarakat, pancasila serta pandangan luas terhadap berbagai masalah masyarakat Indonesia.
2. Kemampuan akademik
Mahasiswa diharuskan memiliki kemampuan akademik yang cukup setelah mereka menjadi sarjana. Kemampuan akademik yang perlu mereka milik adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah baik lisan maupun tulisan dan mampu berpikir logis, kritis, sistematis dan analitis. Serta memiliki kemampuan untuk mengedintifikasi dan merumuskan masalah yang sedang dihadapi.
3. Kemampuan profesional
Kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan. Dan mereka diharapkan memiliki kemampuan dan keterampilan yang tinggi dalam profesinya.

C. Perbedaan ISD dan IPS:

- Ilmu Sosial Dasar diberikan di Perguruan Tinggi, sedang Ilmu
  Pengetahuan Sosial diberikan di Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan.
- Ilmu Sosial Dasar merupakan satu matakuliah tunggal, sedang
   IlmuPengetahuan Sosial merupakan kelompok dari sejumlah mata pelajaran(untuk sekolah  lanjutan).
- Ilmu Sosial Dasar diarahkan kepada pembentukan sikap dan  kepribadian,sedang
  Ilmu Pengetahuan Sosial diarahkan kepada pembentukanpengetahuan dan ketrampilan intelektual.

PERTUMBUHAN PENDUDUK DI INDONESIA

Indonesia termasuk negara dengan jumlah dan pertumbuhan penduduk yang besar dan berpenduduk banyak. Indonesia juga terdiri atas ribuan pulau, beragam budaya, ratusan suku, dan ratusan bahasa daerah. Hal ini pula yang menjadi keunggulan Indonesia dilihat dari segi kependudukannya. Pada tahun 2013, Indonesia tidak memiliki kegiatan pemutakhiran data penduduk, karena biasanya sensus diadakan setiap 10 tahun sekali. Namun dengan menggunakan angka pertumbuhan penduduk di Indonesia, diperkirakan jumlah keseluruhan penduduk Indonesia pada tahun 2013 sebesar 250 juta jiwa dengan pertumbuhan penduduk sebesar 1,49% per tahun. Keadaan jumlah penduduk sebesar itu, tentu memerlukan perhatian yang besar dari pemerintah/negara atau lembaga terkait untuk dapat memenuhi kebutuhan penduduknya, agar jumlah penduduk yang besar ini dapat berperan sebagai sumber daya pembangunan di tanah air. Jumlah penduduk di setiap wilayah/provinsi maupun pulau juga berbeda-beda, demikian juga dengan angka pertumbuhan yang berbeda pula. Pertumbuhan penduduk Indonesia semakin tahun semakin bertambah jumlahnya. Jumlah penduduk Indonesia mengalami kenaikan dari tahun 1971 sampai tahun 1980 sebanyak 28.282.069 jiwa (23,72%). Secara keseluruhan rata-rata kenaikan jumlah penduduk setiap 10 tahun hampir mencapai 20%. Perlu diketahui bahwa menurut perkiraan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, jumlah penduduk Indonesia akan menjadi 250 juta jiwa pada tahun 2014 dengan pertumbuhan penduduk 1,49 persen per tahun. Salah satu penyebab bertambahnya jumlah penduduk adalah tingginya tingkat kelahiran.  Jumlah penduduk yang begitu besar di Indonesia menjadi permasalahan serius terutama di daerah perkotaan. Karena semakin besar jumlah dan pertumbuhan penduduk, semakin banyak pula permasalahan yang dihadapi oleh suatu daerah. Sebagai contoh dengan pertambahan jumlah penduduk tentu harus dibarengi dengan penambahan berbagai sarana dan prasarana yang dibutuhkan.  Pengendalian jumlah penduduk perlu dilakukan oleh pemerintah, supaya negara dapat membuat perencanaan pembangunan yang baik. Salah satu tahapan dalam pengendalian jumlah penduduk adalah harus diawali dengan mengetahui jumlah dan pertumbuhan penduduk. Jumlah penduduk suatu negara dapat diketahui berdasarkan sensus penduduk yang biasanya diadakan setiap 10 tahun sekali. Sensus penduduk (cacah jiwa) adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah dalam rangka pengumpulan, pengolahan, penyajian dan penyebarluasan data kependudukan. Dari hasil sensus tersebut, diperoleh data jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun, atau dari dasawarsa (10 tahun) ke dasawarsa berikutnya.  Informasi tentang jumlah dan pertumbuhan penduduk di suatu wilayah tentu sangat diperlukan untuk merancang pembangunan. Bertambahnya jumlah penduduk berakibat pada menjadi semakin sempitnya kesempatan memperoleh pekerjaan. Keadaan tersebut dapat memicu terjadinya kemiskinan. Informasi tentang jumlah dan pertumbuhan penduduk Indonesia secara menyeluruh sangat diperlukan untuk menetapkan prioritas pembangunan nasional. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan akibat jumlah dan pertumbuhan penduduk Indonesia yang besar dapat dilakukan adalah dengan menciptakan lapangan kerja yang luas. Siapa yang harus menciptakan lapangan kerja? Tentu saja pemerintah bersama-sama dengan masyarakat. Suatu ketika kalian harus mampu menciptakan lapangan kerja, sehingga bisa berpartisipasi memberantas pengangguran. Karena itu kalian harus latihan berwirausaha sejak sekarang.  Kita telah mempelajari jumlah dan pertumbuhan penduduk Indonesia. Jumlah penduduk di Indonesia dari tahun ke tahun selalu meningkat dan bertambah banyak. Kita dapat memperkirakan bagaimana jumlah penduduk Indonesia 10 tahun yang akan datang, bahkan 50, atau 100 tahun yang akan datang. Bagaimana caranya? Salah satu cara mudah untuk mengetahui jumlah penduduk pada masa yang akan datang adalah dengan melihat statistik angka pertumbuhan penduduk dari waktu ke waktu. Dengan melihat pertumbuhan penduduk setiap periode, kita dapat memperkirakan bagaimana jumlah penduduk pada waktu yang akan datang.

Sumber: http://ipsgampang.blogspot.co.id/2014/08/jumlah-dan-pertumbuhan-penduduk.html

  • Penyebab pertumbuhan penduduk di Indonesia, yaitu tingginya tingkat kelahiran.  Jumlah penduduk yang begitu besar di Indonesia menjadi permasalahan serius terutama di daerah perkotaan. Karena semakin besar jumlah dan pertumbuhan penduduk, semakin banyak pula permasalahan yang dihadapi oleh suatu daerah.
  • Pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap perkembangan sosial, tentu sangat berpengaruh dari semakin kecilnya lapangan kerja, pengangguran dimana mana, dan tingkat criminal yang semakin besar.
  • Solusi untuk menekan pertumbuhan penduduk yang tinggi, menurut saya sosialisasi dari pemerintah sangat penting kepada masyarakat awam, tentang program keluarga berencana, dan masayakat juga harus berfikir sebelum mempunyai banyak anak, mereka harus memperbaiki hidup mereka terlebih dahulu dan menaikan tarah kehidupan mereka menjedi lebih baik. Jangan mempunyai anak banyak tapi tidak mempunyai pekerjaan.


Golfani Adzani Pramudita
14614606
2SA06


Senin, 16 Maret 2015

Tugas Softskill Tourism

Tourism 
Tourism is travel for recreation, leisure, religious, family or business purposes, usually for a limited duration. Tourism is commonly associated with international travel, but may also refer to travel to another place within the same country. The World Tourism Organization defines tourists as people "traveling to and staying in places outside their usual environment for not more than one consecutive year for leisure, business and other purposes".

Tourism has become a popular global leisure activity. Tourism can be domestic or international, and international tourism has both incoming and outgoing implications on a country's balance of payments. Today, tourism is a major source of income for many countries, and affects the economy of both the source and host countries, in some cases being of vital importance.

Tourism suffered as a result of a strong economic slowdown of the late-2000s recession, between the second half of 2008 and the end of 2009, and the outbreak of the H1N1 influenza virus,but slowly recovered. International tourism receipts (the travel item in the balance of payments) grew to US$1.03 trillion (€740 billion) in 2011, corresponding to an increase in real terms of 3.8% from 2010.[4] International tourist arrivals surpassed the milestone of 1 billion tourists globally for the first time in 2012,the same year in which China became the largest spender in international tourism globally with US$102 billion, surpassing Germany and United States. China and emerging markets such as Russia and Brazil had significantly increased their spending over the previous decade.

In 1936, the League of Nations defined a foreign tourist as "someone traveling abroad for at least twenty-four hours". Its successor, the United Nations, amended this definition in 1945, by including a maximum stay of six months.


Definition Tourism
In 1941, Hunziker and Krapf defined tourism as "the sum of the phenomena and relationships arising from the travel and stay of non-residents, insofar as they do not lead to permanent residence and are not connected with any earning activity."In 1976, the Tourism Society of England's definition was: "Tourism is the temporary, short-term movement of people to destinations outside the places where they normally live and work and their activities during the stay at each destination. It includes movements for all purposes."In 1981, the International Association of Scientific Experts in Tourism defined tourism in terms of particular activities chosen and undertaken outside the home.

In 1994, the United Nations identified three forms of tourism in its Recommendations on Tourism Statistics:

Domestic tourism, involving residents of the given country traveling only within this country
Inbound tourism, involving non-residents traveling in the given country
Outbound tourism, involving residents traveling in another country
The terms tourism and travel are sometimes used interchangeably. In this context, travel has a similar definition to tourism, but implies a more purposeful journey. The terms tourism and tourist are sometimes used pejoratively, to imply a shallow interest in the cultures or locations visited. By contrast, traveler is often used as a sign of distinction. The sociology of tourism has studied the cultural values underpinning these distinctions and their implications for class relations.

Examples of tourism in Indonesia

Pura Ulun Danu Bratan, or Pura Bratan, is a major Shivaite and water temple on Bali, Indonesia. The temple complex is located on the shores of Lake Bratan in the mountains near Bedugul. Water temples serve the entire region in the outflow area; downstream there are many smaller water temples that are specific to each irrigation association (subak).[1]

Built in 1663, this temple is used for offerings ceremony to the Balinese water, lake and river goddess Dewi Danu, due to the importance of Lake Bratan as a main source of irrigation in central Bali. The 11 stories of pelinggih meru dedicated for Shiva and his consort Parvathi. Buddha statue also present inside this temple. Lake Bratan is known as the Lake of Holy Mountain due to the fertility of this area. Located 1200 m above sea level, it has a cold tropical climate.


Pagaruyung Palace (Minangkabau: Istano Basa Pagaruyuang) is the istana (royal palace) of the former Pagaruyung Kingdom. It was built in the traditional Minangkabau Rumah Gadang vernacular architectural style, but had a number of atypical elements including three-storeyed structure and larger dimension compared to common rumah gadang.

Although today there is no king or royal family residing in this palace, it is still held in high esteem among Minangkabau people because the descendants of scattered Minang nobles (bangsawan) still seek roots and links to the former royal house of Pagaruyung. The palace has been destroyed by fire for several times, in 1804, 1966 and 2007. It has been rebuilt again and today functions as museum and popular tourist attraction.




Kawah Putih (English: White Crater) is a striking crater lake and tourist spot in a volcanic crater about 50 km south of Bandung in West Java in Indonesia.[1]

Kawah Putih lake (7.10° S 107.24° E) is one of the two craters which make up Mount Patuha, an andesitic stratovolcano (a "composite" volcano).[2] Mt Patuha is one of numerous volcanoes in Java. Kawah Putih crater lake itself represents a relatively stable volcanic system with no records of significant activity since around 1600.[3]

The Kawah Putih site was opened to visitors in 1987. The lake is 2,430 meters above sea level so the local climate is often quite chilly (temperatures are frequently around 10 degrees Celsius). This makes a brisk change from the humidity of the north Java plain and the capital city of Jakarta. Kawah Putih is a sizeable highly acid lake (pH 0.5-1.3) which changes colour from bluish to whitish green, or brown, depending on the concentration of sulfur and the temperature or the oxidation state.[4] The sand and rocks surrounding the lake have been also leached into whitish colours through interaction with the acidic lake waters (with possible mineral precipitation as well).



Ternate is an island in the Maluku Islands (Moluccas) of eastern Indonesia. It was the center of the powerful former Sultanate of Ternate. It is off the west coast of the larger island of Halmahera. The city has a population of just under 200,000 on some 111.39 km2.[1]

Like its neighbouring island, Tidore, Ternate is a visually dramatic cone-shape. The two are ancient Islamic sultanates with a long history of bitter rivalry. The islands were once the world's single major producer of cloves,[2] a commodity that allowed their sultans to become amongst the wealthiest and most powerful of all sultans in the Indonesian region. In the precolonial era, Ternate was the dominant political and economic power over most of the "Spice Islands" of Maluku.

Today, Ternate City is the largest town in the province of North Maluku, within which the island constitutes a municipality (kotamadya). It is, however, no longer the provincial capital, a title now held by the town of Sofifi on Halmahera.

The "Ternate Essay" was a pioneering account of evolution by natural selection written on the island by Alfred Russel Wallace in 1858 and famously sent to Charles Darwin. Darwin at once responded by publishing Wallace's essay alongside his own accounts of the theory.